M
|
atematika
merupakan mata pelajaran wajib yang harus dipelajari oleh setiap siswa di
sekolah, termasuk juga siswa tunanetra. Matematika diperlukan sebagai
pendidikan dasar dan bekal untuk berpikir secara ilmiah. Sebagian besar orang
berpikir bahwa belajar matematika identik dengan belajar berhitung, tetapi
sesungguhnya dalam matematika kita diajarkan untuk berpikir secara sistematis.
Dewasa
ini perkembangan matematika sudah sangat pesat, khususnya para tunanetra pun
mulai merasakan hasil perkembangannya. Melalui angka Braille para tunanetra
bisa mengikuti pelajaran matematika setingkat anak normal, walaupun ada kendala
dalam beberapa materi yang susah untuk mencari solusi dalam cara mengajarnya,
seperti dalam materi aljabar, geometri, vektor, matriks, dan lain-lain.
Angka
braille merupakan sejenis sistem tulisan sentuh yang digunakan oleh orang buta
(tunanetra). Sistem ini diciptakan oleh seorang Perancis yang bernama Louis Braille yang buta disebabkan kebutaan waktu kecil.
Ketika berusia 15 tahun, Braille membuat suatu tulisan tentara untuk memudahkan
membaca ketika gelap.
Sejarah Angka Braille
Sejarah angka braille berawal dari seorang bekas perwira artileri Napoleon, Kapten Charles Barbier. Barbier
menggunakan sandi berupa garis-garis dan titik timbul untuk memberikan pesan
ataupun perintah kepada serdadunya dalam kondisi gelap malam. Pesan tersebut
dibaca dengan cara meraba rangkaian kombinasi garis dan titik yang tersusun
menjadi sebuah kalimat. Sistem demikian kemudian dikenal dengan sebutan night writing atau tulisan malam.
Demi menyesuaikan
kebutuhan para tunanetra. Louis Braille mengadakan uji coba garis dan titik
timbul Barbier kepada beberapa kawan tunanetra. Pada kenyataannya, jari-jari
tangan mereka lebih peka terhadap titik dibandingkan garis sehingga pada
akhirnya huruf-huruf Braille hanya menggunakan kombinasi antara titik dan ruang
kosong atau spasi. Sistem tulisan Braille pertama kali digunakan di L’Institution Nationale des Jeunes Aveugles,
Paris, dalam rangka mengajar siswa-siswi tunanetra.
Gambar 1. Louis
Braille
Sistem tulisan
Braille mencapai taraf kesempurnaan pada tahun 1834. Huruf-huruf Braille
menggunakan kerangka penulisan seperti kartu domino. Satuan dasar dari sistem
tulisan ini disebut sel Braille, dimana tiap sel terdiri dari enam titik
timbul, tiga baris dengan dua titik. Keenam titik tersebut dapat disusun
sedemikian rupa hingga menciptakan 64 macam kombinasi. Huruf Braille dibaca
dari kiri ke kanan dan dapat melambangkan abjad, tanda baca, angka, tanda
musik, simbol matematika dan lainnya. Ukuran huruf Braille yang umum digunakan
adalah dengan tinggi sepanjang 0,5 mm, serta spasi horizontal dan vertikal
antara titik dalam sel sebesar 2,5 mm.
Gambar 2. Sel
Braille
Pada tahun 1851
tulisan Braille diajukan pada pemerintah negara Perancis agar diakui secara sah
oleh pemerintah. Sejak saat itu penggunaan huruf Braille mulai berkembang luas
hingga mencapai negara-negara lain. Pada akhir abad ke-19 sistem tulisan ini
diakui secara universal dan diberi nama ‘Tulisan Braille’. Pada tahun 1856,
Dewan Dunia untuk Kesejahteraan Tunanetra (The
World Council for the Welfare oh the Blind) menjadikan bekas rumah Louis
Braille sebagai museum. Kediaman tersebut terletak di Coupray, 40 Km sebelah
timur Paris.
Kini Braille boleh
dihasilkan menggunakan batuan (slate)
dan stilus (stylus) dimana titik
dihasilkan daripada belakang muka kertas, menulis dengan gambar cermin,
menggunakan tangan, atau menggunakan mesin tik Braille yang dikenali sebagai Perkins Brailler. Braille juga dapat
dihasilkan menggunakan mesin cetak Braille yang disambung kepada komputer.
Gambar 3. Mesin
cetak Braille
Angka Braille
Berikut adalah beberapa simbol huruf dan angka Braille.
Gambar 4. Angka Braille
Dalam
aturan menulis dan membaca huruf ataupun angka braille berbeda. Lihat gambar
berikut aturan membaca menulis huruf braille
Gambar 5. Aturan membaca-menulis braille
Untuk lebih jelas lihat cara membaca dan menulis angka
braille berikut :
Dalam aturan
Braille juga ada simbol pemisah/pembeda antara huruf dan angka yaitu simbol
tanda angka, berikut adalah beberapa simbol operasi dalam matematika dan simbol
tanda angka:
Cara Penulisan Angka Braille
Dalam menulis angka braille terdapat 2 alat yang biasa
digunakan di SLB, yaitu dengan reglet atau dengan mesin tik braille. Tetapi
umumnya di negara berkembang khususnya di Indonesia yang biasa digunakan yaitu
dengan reglet karena selain bentuknya yang kecil dan mudah dibawa kemana-mana
juga harganya terjangkau dibandingkan dengan mesin tik braille.
Gambar 5. Reglet
dan pen
Untuk
menulis dengan reglet, kertas di jepit di antara kedua flat reglet itu, dan
menulis dilakukan dengan menusuk-nusukkan pen pada atas kertas di dalam petak-petak
reglet tersebut. Menulis dilakukan dari kanan ke kiri. Berikut adalah
langkah-langkah memasang kertas dan menulis.
Cara Memasang Kertas
1.
Letakkan
reglet di atas meja di hadapan Anda dengan posisi horizontal, flat yang
berpetak-petak horizontal, flat yang berpetak-petak (yang selanjutnya kita
sebut “flat atas”) ada di atas, engsel reglet ada di sebelah kiri. Anda akan
mendapati bahwa pada masing-masing petak reglet itu terdapat enam lubang
pencetak titik-titik (dua lubang ke kanan, tiga lubang ke bawah) yang merupakan
kerangka Braille.
2.
Buka
reglet tersebut, maka Anda akan mendapati paku pada keempat sudut flat bawah
reglet itu.
3.
Letakkan
kertas di atas flat bawah, dengan tepi kiri kertas menempel ke engsel dan tepi
atas kertas menempel ke paku atas.
4.
Tekan
bagian kertas di atas paku bawah hingga menembus kertas, lalu tutupkan flat
atas reglet tersebut.
Cara
Menulis:
1.
Pegang
pen dengan tangan kanan: buku jari telunjuk ada di atas kepala pen dan ujung
telunjuk menyentuh batang pen, ibu jari dan jari tengah menjepit paku pen.
(Lihat gambar 6).
2.
Mulailah
menulis pada baris kedua, agar tulisan baris pertama tidak terlalu mepet ke
tepi atas kertas, dan menulis dimulai dari sebelah kanan.
3.
Karena
menulis dengan reglet harus menggunakan “sistem cermin”, maka pada saat
menulis, Anda harus menomori titik-titik Braille dengan orientasi terbalik.
Dengan orientasi terbalik ini, titik 1 ada di kanan atas, titik 2 di kanan
tengah, titik 3 di kanan bawah, titik 4 di kiri atas, titik 5 di tengah kiri,
dan titik 6 ada di bawah kiri.
4.
Pada
saat menusuk, pen harus tegak.
5.
Sementara
tangan kanan menekan pen, ujung telunjuk tangan kiri berfungsi sebagai “penuntun”
gerakan pen. Terutama penting bagi orang tunanetra, telunjuk kiri harus selalu berada
di petak yang akan ditusuk agar mengarahkan gerakan pen. Ujung telunjuk kiri
ini menempel ringan pada paku pen dan harus ikut bergerak terus ke sebelah kiri
agar tidak tertusuk. (Lihat gambar 7).
6.
Setelah
baris terakhir tertulis, reglet digeser ke bagian bawah kertas untuk
melanjutkan menulis. Agar penggeseran reglet itu lurus, ikuti langkah-langkah
berikut:
- Buka flat atas reglet.
- Anda akan mendapati dua lubang
(di kiri dan kanan) yang dibuat oleh dua paku bawah.
- Tempatkanlah lubang tersebut
pada paku atas, lalu tutup kembali reglet, maka Anda sudah siap untuk
melanjutkan menulis.
7.
Setelah
menulis selesai, buka reglet dan balikkan kertas ke arah kiri.
8.
Kini
Anda sudah siap membaca hasil tulisan itu.
9.
Jika
Anda membuat kesalahan dalam menulis dengan membuat titik yang tidak
dikehendaki, Anda dapat menghapusnya dengan paku pen atau dengan kuku jari.
Gambar 6. Cara memegang pen
Gambar 7. Cara menulis dengan
reglet dan pen
Ada penjelasan tentang simbol 1 dalam tabel di atas,
simbol tersebut untuk membedakan antara bilangan yang besar yang digunakan
untuk memisahkan bilangan unit besar dengan bilangan unit kecil, misalnya unit
ribuan dengan ratusan dan puluhan. Contohnya:
Jadi
kesimpulannya, huruf braille merupakan sistem tulisan sentuh yang digunakan
oleh orang buta (tunanetra). Dalam aturan membaca braille dibaca dari kiri ke
kanan tatapi sebaliknya kalau untuk aturan menulis dari kanan ke kiri. Alat
yang biasanya digunakan untuk menulis braille yaitu dengan menggunakan reglet
dan pen. Adapun aturan untuk membedakan antara angka dan huruf yaitu dengan
menggunakan simbol tanda angka, karena pada dasarnya simbol angka dari 0-9 yaitu
sama dengan simbol huruf dari a-j.
Daftar
Pustaka
Abdorin,
Muhamad. Profil Kemampuan Matematis Anak Berkebutuhan Khusu (Tuna Netra) Di
Yaketunis Yogyakarta. [Online].
Tersedia: http://muhamad-abdorin.blogspot.co.id/2011/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
[27 Mei
2016]
Subagya. Menulis-Membaca
Huruf Braille Tingkat Dasar. [Online]. Tersedia:
https://bakorplbbanyumas.files.wordpress.com/2013/11/membaca-menulis-braille-lengkap-ok.pdf
[31 Mei 2016]
Upi,
Tim. Modul 3 Penggunaan Alat-alat Tulis Braille dan Format Braille. [Online].
Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195106011979031-DIDI_TARSIDI/BMP_Braille_Tarsidi_PLB/6_Modul3_Alat_Tulis.pdf
[31 Mei 2016]
Upi,
Tim. Modul 4 Braille Matematik. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195106011979031-DIDI_TARSIDI/BMP_Braille_Tarsidi_PLB/7_Modul4_Matematik_Rev.pdf
[31 Mei 2016]