Selasa, 21 Juni 2016

Angka Braille




M
atematika merupakan mata pelajaran wajib yang harus dipelajari oleh setiap siswa di sekolah, termasuk juga siswa tunanetra. Matematika diperlukan sebagai pendidikan dasar dan bekal untuk berpikir secara ilmiah. Sebagian besar orang berpikir bahwa belajar matematika identik dengan belajar berhitung, tetapi sesungguhnya dalam matematika kita diajarkan untuk berpikir secara sistematis.
            Dewasa ini perkembangan matematika sudah sangat pesat, khususnya para tunanetra pun mulai merasakan hasil perkembangannya. Melalui angka Braille para tunanetra bisa mengikuti pelajaran matematika setingkat anak normal, walaupun ada kendala dalam beberapa materi yang susah untuk mencari solusi dalam cara mengajarnya, seperti dalam materi aljabar, geometri, vektor, matriks, dan lain-lain.
            Angka braille merupakan sejenis sistem tulisan sentuh yang digunakan oleh orang buta (tunanetra). Sistem ini diciptakan oleh seorang Perancis yang bernama Louis Braille yang buta disebabkan kebutaan waktu kecil. Ketika berusia 15 tahun, Braille membuat suatu tulisan tentara untuk memudahkan membaca ketika gelap.
            Sejarah Angka Braille
            Sejarah angka braille berawal dari seorang bekas perwira artileri Napoleon, Kapten Charles Barbier. Barbier menggunakan sandi berupa garis-garis dan titik timbul untuk memberikan pesan ataupun perintah kepada serdadunya dalam kondisi gelap malam. Pesan tersebut dibaca dengan cara meraba rangkaian kombinasi garis dan titik yang tersusun menjadi sebuah kalimat. Sistem demikian kemudian dikenal dengan sebutan night writing atau tulisan malam.
Demi menyesuaikan kebutuhan para tunanetra. Louis Braille mengadakan uji coba garis dan titik timbul Barbier kepada beberapa kawan tunanetra. Pada kenyataannya, jari-jari tangan mereka lebih peka terhadap titik dibandingkan garis sehingga pada akhirnya huruf-huruf Braille hanya menggunakan kombinasi antara titik dan ruang kosong atau spasi. Sistem tulisan Braille pertama kali digunakan di L’Institution Nationale des Jeunes Aveugles, Paris, dalam rangka mengajar siswa-siswi tunanetra.
                                                  Gambar 1. Louis Braille
Sistem tulisan Braille mencapai taraf kesempurnaan pada tahun 1834. Huruf-huruf Braille menggunakan kerangka penulisan seperti kartu domino. Satuan dasar dari sistem tulisan ini disebut sel Braille, dimana tiap sel terdiri dari enam titik timbul, tiga baris dengan dua titik. Keenam titik tersebut dapat disusun sedemikian rupa hingga menciptakan 64 macam kombinasi. Huruf Braille dibaca dari kiri ke kanan dan dapat melambangkan abjad, tanda baca, angka, tanda musik, simbol matematika dan lainnya. Ukuran huruf Braille yang umum digunakan adalah dengan tinggi sepanjang 0,5 mm, serta spasi horizontal dan vertikal antara titik dalam sel sebesar 2,5 mm.
                                                    Gambar 2. Sel Braille
Pada tahun 1851 tulisan Braille diajukan pada pemerintah negara Perancis agar diakui secara sah oleh pemerintah. Sejak saat itu penggunaan huruf Braille mulai berkembang luas hingga mencapai negara-negara lain. Pada akhir abad ke-19 sistem tulisan ini diakui secara universal dan diberi nama ‘Tulisan Braille’. Pada tahun 1856, Dewan Dunia untuk Kesejahteraan Tunanetra (The World Council for the Welfare oh the Blind) menjadikan bekas rumah Louis Braille sebagai museum. Kediaman tersebut terletak di Coupray, 40 Km sebelah timur Paris.
Kini Braille boleh dihasilkan menggunakan batuan (slate) dan stilus (stylus) dimana titik dihasilkan daripada belakang muka kertas, menulis dengan gambar cermin, menggunakan tangan, atau menggunakan mesin tik Braille yang dikenali sebagai Perkins Brailler. Braille juga dapat dihasilkan menggunakan mesin cetak Braille yang disambung kepada komputer.
                                             Gambar 3. Mesin cetak Braille
            Angka Braille
            Berikut adalah beberapa simbol huruf dan angka Braille.
                                                           Gambar 4. Angka Braille
            Dalam aturan menulis dan membaca huruf ataupun angka braille berbeda. Lihat gambar berikut aturan membaca menulis huruf braille
                                               Gambar 5. Aturan membaca-menulis braille
Untuk lebih jelas lihat cara membaca dan menulis angka braille berikut :

Dalam aturan Braille juga ada simbol pemisah/pembeda antara huruf dan angka yaitu simbol tanda angka, berikut adalah beberapa simbol operasi dalam matematika dan simbol tanda angka:


Cara Penulisan Angka Braille
            Dalam menulis angka braille terdapat 2 alat yang biasa digunakan di SLB, yaitu dengan reglet atau dengan mesin tik braille. Tetapi umumnya di negara berkembang khususnya di Indonesia yang biasa digunakan yaitu dengan reglet karena selain bentuknya yang kecil dan mudah dibawa kemana-mana juga harganya terjangkau dibandingkan dengan mesin tik braille.
                                                   Gambar 5. Reglet dan pen
            Untuk menulis dengan reglet, kertas di jepit di antara kedua flat reglet itu, dan menulis dilakukan dengan menusuk-nusukkan  pen pada atas kertas di dalam petak-petak reglet tersebut. Menulis dilakukan dari kanan ke kiri. Berikut adalah langkah-langkah memasang kertas dan menulis.
Cara Memasang Kertas
1.      Letakkan reglet di atas meja di hadapan Anda dengan posisi horizontal, flat yang berpetak-petak horizontal, flat yang berpetak-petak (yang selanjutnya kita sebut “flat atas”) ada di atas, engsel reglet ada di sebelah kiri. Anda akan mendapati bahwa pada masing-masing petak reglet itu terdapat enam lubang pencetak titik-titik (dua lubang ke kanan, tiga lubang ke bawah) yang merupakan kerangka Braille.
2.      Buka reglet tersebut, maka Anda akan mendapati paku pada keempat sudut flat bawah reglet itu.
3.      Letakkan kertas di atas flat bawah, dengan tepi kiri kertas menempel ke engsel dan tepi atas kertas menempel ke paku atas.
4.      Tekan bagian kertas di atas paku bawah hingga menembus kertas, lalu tutupkan flat atas reglet tersebut.
Cara Menulis:
1.      Pegang pen dengan tangan kanan: buku jari telunjuk ada di atas kepala pen dan ujung telunjuk menyentuh batang pen, ibu jari dan jari tengah menjepit paku pen. (Lihat gambar 6).
2.      Mulailah menulis pada baris kedua, agar tulisan baris pertama tidak terlalu mepet ke tepi atas kertas, dan menulis dimulai dari sebelah kanan.
3.      Karena menulis dengan reglet harus menggunakan “sistem cermin”, maka pada saat menulis, Anda harus menomori titik-titik Braille dengan orientasi terbalik. Dengan orientasi terbalik ini, titik 1 ada di kanan atas, titik 2 di kanan tengah, titik 3 di kanan bawah, titik 4 di kiri atas, titik 5 di tengah kiri, dan titik 6 ada di bawah kiri.
4.      Pada saat menusuk, pen harus tegak.
5.      Sementara tangan kanan menekan pen, ujung telunjuk tangan kiri berfungsi sebagai “penuntun” gerakan pen. Terutama penting bagi orang tunanetra, telunjuk kiri harus selalu berada di petak yang akan ditusuk agar mengarahkan gerakan pen. Ujung telunjuk kiri ini menempel ringan pada paku pen dan harus ikut bergerak terus ke sebelah kiri agar tidak tertusuk. (Lihat gambar 7).
6.      Setelah baris terakhir tertulis, reglet digeser ke bagian bawah kertas untuk melanjutkan menulis. Agar penggeseran reglet itu lurus, ikuti langkah-langkah berikut:
- Buka flat atas reglet.
- Anda akan mendapati dua lubang (di kiri dan kanan) yang dibuat oleh dua paku bawah.
- Tempatkanlah lubang tersebut pada paku atas, lalu tutup kembali reglet, maka Anda sudah siap untuk melanjutkan menulis.
7.      Setelah menulis selesai, buka reglet dan balikkan kertas ke arah kiri.
8.      Kini Anda sudah siap membaca hasil tulisan itu.
9.      Jika Anda membuat kesalahan dalam menulis dengan membuat titik yang tidak dikehendaki, Anda dapat menghapusnya dengan paku pen atau dengan kuku jari.
                                    Gambar 6. Cara memegang pen

                           Gambar 7. Cara menulis dengan reglet dan pen

            Untuk lebih jelasnya mari lihat contoh penulisan berikut
 
Ada penjelasan tentang simbol 1 dalam tabel di atas, simbol tersebut untuk membedakan antara bilangan yang besar yang digunakan untuk memisahkan bilangan unit besar dengan bilangan unit kecil, misalnya unit ribuan dengan ratusan dan puluhan. Contohnya:
            Jadi kesimpulannya, huruf braille merupakan sistem tulisan sentuh yang digunakan oleh orang buta (tunanetra). Dalam aturan membaca braille dibaca dari kiri ke kanan tatapi sebaliknya kalau untuk aturan menulis dari kanan ke kiri. Alat yang biasanya digunakan untuk menulis braille yaitu dengan menggunakan reglet dan pen. Adapun aturan untuk membedakan antara angka dan huruf yaitu dengan menggunakan simbol tanda angka, karena pada dasarnya simbol angka dari 0-9 yaitu sama dengan simbol huruf dari a-j.


Daftar Pustaka

Anonim. Braille. [Online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Braille  [27 Mei 2016]
Subagya. Menulis-Membaca Huruf Braille Tingkat Dasar. [Online]. Tersedia: https://bakorplbbanyumas.files.wordpress.com/2013/11/membaca-menulis-braille-lengkap-ok.pdf [31 Mei 2016]
Upi, Tim. Modul 3 Penggunaan Alat-alat Tulis Braille dan Format Braille. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195106011979031-DIDI_TARSIDI/BMP_Braille_Tarsidi_PLB/6_Modul3_Alat_Tulis.pdf [31 Mei 2016]
Upi, Tim. Modul 4 Braille Matematik. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195106011979031-DIDI_TARSIDI/BMP_Braille_Tarsidi_PLB/7_Modul4_Matematik_Rev.pdf [31 Mei 2016]

2 komentar: